Konsep desain ramah lingkungan yang menyehatkan juga bisa dimulai dari dapur. Perlu diingat, desain yang baik tak cukup hanya mengutamakan fungsi dan estetika semata.
KOMPAS.com - Mendengar ungkapan, "You are what you eat ", rasanya tak heran jika dapur selalu mencuri perhatian bagi mereka yang senang mengutak-atik interior rumah. Apalagi, jika kesenangan itu dikaitkan dengan konsep green living, pastinya semakin menarik dan bermanfaat bagi kesehatan.
Konsep desain ramah lingkungan yang menyehatkan juga bisa dimulai dari dapur. Perlu diingat, desain yang baik tak cukup hanya mengutamakan fungsi dan estetika semata, melainkan juga kelangsungannya di masa depan dan dampaknya bagi lingkungan. Karena, bagaimana pun juga kita tak bisa lepas dari alam, bukan?
Oleh sebab itu, Anda bisa mempraktikkan gaya hidup "hijau" agar hidup lebih sehat dimulai dari dapur. Anda bisa membuat dapur yang hemat energi, berusaha mengurangi bahan material yang sulit didaur ulang di dalamnya, bahkan menghemat penggunaan air dalam aktifitas harian di ruangan itu.
Scott Martin, pendiri Desain Plum Biru mengatakan, peralatan yang hemat energi, dimulai dari penggunaan bahan pintu secara efisien serta jendela inklusi standar dalam pekerjaan renovasi ruangan.
"Sebuah produk harus membantu agar dapur menjadi lebih efisien dan nyaman," katanya.
Alhasil, selain penghematan biaya energi yang lebih rendah (low cost), ada manfaat kesehatan dan dampak positif pula bagi lingkungan kita. United States Environmental Protection Agency (US EPA) memperkirakan, orang Amerika menghabiskan rata-rata 90 persen dari waktu mereka dalam ruangan, dan konsentrasi polutan dalam ruangan sering 10 sampai 100 kali lebih besar dibandingkan di luar ruangan. Bahkan, dapur disinyalir memberi kontribusi besar dalam pangsa polusi udara di ruangan melalui asap dan gas memasak dari lantai, cat, lemari dan meja.
Tak Sulit
Pemakaian produk hijau mengurangi paparan polutan udara. Sebagai contoh, senyawa organik volatil (VOC) biasanya dipancarkan oleh cat, pengawet kayu, dan sumber lain. Gas-gas tersebut mempunyai efek kesehatan jangka pendek dan panjang, termasuk gejala yang berkisar dari iritasi mata, hidung dan tenggorokan kanker. Untuk itu, beberapa tips berikut mungkin bisa dijadikan pertimbangan dalam menerapkan dapur ramah lingkungan:
- Sebaiknya Anda menggunakan kayu solid yang bersertifikat.
Kayu lapis atau MDF memiliki kandungan lem dan bahan kimia lainnya yang berbahaya jika terhirup. Tapi ingat, gunakan kayu solid bersertifikat, jangan yang ilegal.
- Pilih perlengkapan dengan efisiensi energi yang tinggi, yaitu hemat listrik dan hemat air.
- Buatlah ventilasi yang baik agar udara dalam ruangan tetap segar.
Gunakan pembersih alami, misalnya baking soda, cuka, atau sabun berbahan dasar sayuran. Ingat, bahan kimia bisa mencemari lingkungan sekitar.
- Perbaiki segala kebocoran pada keran air atau ganti dengan yang baru.
Anda bisa menghemat bergalon-galon air setiap tahunnya.
- Jika lantai Anda menggunakan vinyl, saatnya Anda menggantinya dengan linoleum yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan.
- Manfaatkan cahaya alami semaksimal mungkin.
Lengkapi dengan lampu berbasiskan LED (Light Emiting Diode), karena selain estetika, lampu ini juga mampu menjawab kebutuhan hemat energi. LED mampu menghemat energi sampai 80 persen. Sementara jenis CFL (Compact Fluorescent Light), Anda dapat menghemat energi hingga 75 persen.
- Membuat tempat sampah daur ulang juga perlu jadi pertimbangan.
Carilah bentukan tempat sampah yang memungkinkan Anda dengan mudah memisahkan sampah kertas, makanan, botol, plastik, dan lainlainnya yang dapat dibuang atau didaur ulang dengan cara berbeda.
- Pakailah Eco-Friendly Flooring yang diproduksi dari hutan terbarukan untuk menyediakan lantai yang indah, harga terjangkau, dan tahan lama seperti bambu.
Sebuah karpet bambu? Mungkin, saat ini ide yang bagus untuk lantai Anda.
- Anda dapat memastikan kontrol pencahayaan dengan memaksimalkan cahaya alami dan memberikan kesan alam bagi dapur Anda.
Kontrol pencahayaan bisa dilakukan dengan memasang lampu sederhana di dapur dan digunakan pada malam hari saja. Lalu, gunakan warna yang soft pada dinding untuk mendukung suasana hati Anda di dapur.
Tak terlalu sulit, bukan? Percayalah, dapur yang ramah lingkungan akan berimbas baik pada kesehatan Anda sekeluarga. Selain itu, Anda pun dapat membuat dapur menjadi "hijau" tanpa biaya tambahan atau kesulitan berarti sehingga bias lebih menghemat uang dan nyaman beraktivitas di dalamnya. (M10-11/KUN AGUNG)
Properti. KOMPAS.com
Latief | Rabu, 13 Juli 2011 | 11:58 WIB
Properti. KOMPAS.com
Latief | Rabu, 13 Juli 2011 | 11:58 WIB
No comments:
Post a Comment